Nasional

Kemenag Perkuat Tradisi Pembelajaran Karya Tulis Arab di Pendidikan Muadalah

Workshop Penguatan Kompetensi bagi Satuan Pendidikan Muadalah (SPM)

Workshop Penguatan Kompetensi bagi Satuan Pendidikan Muadalah (SPM)

Yogyakarta (Kemenag) --- Kementerian Agama tengah berupaya menguatkan kembali tradisi pembelajaran karya tulis arab di lingkungan pesantren, khususnya Pesantren Mu’adalah. Hal ini dibahas bersama dalam Workshop Penguatan Kompetensi bagi Satuan Pendidikan Muadalah (SPM).

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumbe: Munirul Ikhwan, Fawaizul Umam, Direktur PD Pontren, Waryono Abdul Ghofur, dan Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Ma'had Aly, Mahrus.

Plt Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Waryono Abdul Ghafur mengatakan, penguatan tradisi ini penting dalam rangka menggali dan menghidupkan kembali kekayaan khazanah pesantren, termasuk yang berkeaanwasatiyatul Islam atau moderasi. "Kami ingin menggali kembali khazanah pesantren dan memastikan bahwa kitab-kitab kuning karya Ulama tetep relevan", tegasnya di Yogyakarta, Kamis (28/3/2024).

Menurut Guru Besar UIN Sunan Kalijaga ini, pendidikan di pesantren harus melampaui transfer ilmu, mencakup pengembangan inovasi pembelajaran dengan produk karya tulis Arab. "Penting bagi proses pembelajaran di Pesantren untuk menghasilkan karya ilmiah, sebagai bukti kontribusi nyata bagi masyarakat," tutupnya.

Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Ma'had Aly Mahrus menyampaikan, program penguatan kompetensi karya tulis ilmiah dalam bahasa Arab, dirancang untuk tidak menyulitkan pengajar dan peserta didik di Satuan Pendidikan Muadalah (SPM), baik Mualimin dan Salafiyyah. "Kita telah memiliki dua tradisi praktik baik dalam penulisan ilmiah di SPM, yaitu al-insya’ untuk Mualimin dan KTA atau risalah untuk Salafiyyah," jelas Mahrus.

Doktor lulusan Universitas Indonesia ini menekankan pentingnya metodologi penulisan karya ilmiah bagi ustadz atau kiai, dengan mengeksplorasi isu-isu seperti wasathiyatil Islam atau moderasi di lingkungan pesantren.

“Tujuan akhirnya adalah menghasilkan karya ilmiah yang merefleksikan pengalaman penulisan terkait dengan wasathiyatil Islam sesuai dengan latar belakang pesantren masing-masing,” ujarnya.

Mahrus juga berharap bahwa program ini akan menjadi syarat tugas akhir bagi peserta didik di SPM, sehingga karya ilmiah mereka dapat diterbitkan langsung oleh setiap satuan pendidikan muadalah.

Peningkatan Kompetensi Ustadz pada Satuan Pendidikan Mu'adalah berlangsung di Yogyakarta, 27-29 Maret 2024. Giat ini diikuti berbagai pesantren. Para peserta dilatih untuk bisa menjadi penulis sesuai bidangnya. Mereka tidak hanya dilatih teori menulis, tapi sekaligus praktik menyusun karya tulis terbaiknya masing-masing.


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua