Hikmah

Kisah Penggembala Jujur yang Digoda Ibnu Umar

Ilustrasi

Ilustrasi

Suatu hari Abdullah bin Umar bersama sahabat-sahabatnya pergi ke pinggiran kota Madinah. Saat istirahat dan makan, mereka bertemu dengan seorang penggembala yang sedang lewat.

Demikian disampaikan Abdul Aziz yang ia peroleh dari Nafi' sebagaimana dicatat oleh Imam Ibnul Jauzi dalam kitab ‘Uyunul Hikayat [Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 1971], halaman 98.

Saat bertemu dengan penggembala itu, Ibnu Umar kemudian mengajaknya untuk ikut berkumpul dan makan bersama.

"Kemarilah, ayo makan bersama kami," ajak Ibnu Umar kepada penggembala yang sedang melintas itu.

"Terima kasih, saya sedang berpuasa," jawabnya singkat.

Ibnu Umar merasa kagum karena di tengah terik matahari, penggembala itu tetap menjalankan ibadah puasa.

"Di hari yang sangat panas seperti ini, di tengah perbukitan sambil menggembala kambing, engkau tetap berpuasa?" ucap Ibnu Umar.

"Waktu berlalu begitu cepat, saya tidak ingin menyia-nyiakannya," jawab penggembala itu

Ibnu Umar kemudian mengajukan penawaran kepada penggembala agar mau menjual salah satu kambingnya.

"Nanti sebagian dagingnya kami bagikan kepadamu untuk kamu gunakan sebagai bekal berbuka puasa," tawar Ibnu Umar.

"Kambing-kambing ini bukan punyaku tapi punya majikanku," jawab penggembala menolak tawaran Ibnu Umar.

"Gampang, nanti kamu bilang saja pada majikanmu bahwa salah satu kambingnya dimakan serigala," kata Ibnu Umar menggoda penggembala itu.

"Lalu di manakah Allah?" jawab penggembala meyakinkan bahwa Allah selalu mengawasi hamba-Nya. Tidak lama kemudian penggembala itu berlalu meninggalkan Ibnu Umar.

Setelah kembali ke Madinah, Umar menemui majikan penggembala yang diketahui sebagai hamba sahaya itu. Ibnu Umar kemudian membeli kambing-kambingnya. Tidak hanya itu, Ibnu Umar juga kemudian memerdekakan penggembala tersebut dan memberikan kepadanya kambing-kambing yang baru saja dibeli.

Demikianlah berkah kejujuran, berkat kejujurannya, ia mendapatkan banyak kambing dan menjadi manusia merdeka.andai saja si penggembala itu mau menjual kambing saat pertama kali bertemu Ibnu Umar, dia akan tetap menjadi budak dan hanya akan mendapat uang seharga 1 kambing dan juga sepotong daging. Wallahu a'lam. (Muhammad Aiz Luthfi)


Editor: Aiz Luthfi

Hikmah Lainnya Lihat Semua

Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin)
Titik Koordinat
Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin)
Titik Nol
Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin)
Titik Kumpul
Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin)
Titik Temu
Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin)
Titik Jenuh

Artikel Lainnya Lihat Semua